(( See my Instagram Disini )) or ID = aji bondhan kottama ☺:) (cara membuka link di web ini ada di bagian bawah halaman ini) 👦😊
Apakah anda pernah berpikir, flu burung di dunia ini hanya sebuah rekayasa ?? ya mungkin anda perlu mengetahuinya. sesuatu apapun itu pasti ada yang menciptakannya, lalu apakah virus itu muncul begitu saja tanpa ada penyebabnya.virus ini mungkin hasil rekayasa dari negara tertentu. lalu mereka menyebarkan virusnya melalui pesawat terbang.setelah itu mereka menawarkan vaksin nya agar mereka mendapatkan keuntungan. itulah cara licik mereka. tapi sekali lagi itu hanya kemungkinan.
Minggu lalu, sejumlah ilmuwan di Belanda mengumumkan bahwa mereka telah berhasil merekayasa sebuah virus flu burung yang bisa mudah menular dari manusia ke manusia.
Menurut WHO riset tersebut mengandung resiko yang tinggi dan mesti mendapat kontrol yang cukup ketat sehingga mutasi virus tidak bisa secara sengaja terlepas atau digunakan untuk menciptakan senjata biologi.
Namun demikian WHO juga mengakui bahwa penelitian terhadap virus flu burung tersebut penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik bagaimana mencegah terjadinya pandemik.
Pemerintah Amerika Serikat bulan lalu meminta tim peneliti menyusun rincian penting dalam publikasi ilmiah yang akan diterbitkan. Panel penasihat pemerintah mengusulkan data yang disusu para peneliti dapat digunakan teroris.
Para pakar biosekuritas khawatir perubahan bentuk virus menjadi lebih menular dapat memicu pandemi yang lebih mematikan daripada wabah flu Spanyol pada tahun 1918-1919 yang menewaskan hingga 40 juta orang.
Dewan Penasehat Ilmu Pengetahuan Nasional untuk Biosekuriti (NSABB) AS merekomendasikan rincian penting rekayasa virus dihilangkan dari publikasi penelitian, yang sontak memicu kehebohan internasional.
"Saya lebih suka jika hal ini tidak menimbulkan kontroversi begitu banyak. Tapi itu telah terjadi dan kita tidak bisa mengubah itu," kata Ron Fouchier, seorang peneliti dari Erasmus Medical Center di Rotterdam.
Sementara virus H5N1 sangat mematikan ketika mengenai manusia, dampaknya sejauh ini masih terbatas karena tidak mudah menular antar manusia. Namun penelitian terbaru oleh Erasmus University di Belanda dan University of Wisconsin-Madison di AS menemukan bahwa virus flu burung saat ini jauh lebih mudah menular antar musang.
Seorang pejabat kesehatan senior AS mengatakan, "Tidak semua orang perlu tahu bagaimana membuat virus mematikan."
Dua jurnal ilmiah sekarang ingin mempublikasikan penelitian dan mencoba menjalin kerja sama dengan pemerintah AS tentang cara membuat data rekayasa virus flu burung yang dapat diakses khusu untuk ilmuwan yang bertanggung jawab.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada bulan Desember bahwa pembatasan akses ke penelitian akan membahayakan perjanjian di antara anggotanya. NSABB terdiri dari ilmuwan dan ahli kesehatan masyarakat, 18 orang dari unsur pemerintah, 23 lainnya dari luar pemerintah.
Kendati hal ini tidak dapat menghentikan publikasi, tapi setidaknya membuat rekomendasi kepada para peneliti virus flu burung. Surat para ilmuwan yang diterbitkan pada Jumat berpendapat bahwa pengetahuan strain mematikan virus H5N1 sebelum bermutasi di alam merupakan informasi berharga bagi masyarakat.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana virus influenza di alam menjadi ancaman pandemi bagi manusia," kata pernyataan dalam surat itu. Namun sebagian menyatakan jeda 60 hari terhadap penelitian dianggap tidak cukup.
Minggu lalu, sejumlah ilmuwan di Belanda mengumumkan bahwa mereka telah berhasil merekayasa sebuah virus flu burung yang bisa mudah menular dari manusia ke manusia.
Menurut WHO riset tersebut mengandung resiko yang tinggi dan mesti mendapat kontrol yang cukup ketat sehingga mutasi virus tidak bisa secara sengaja terlepas atau digunakan untuk menciptakan senjata biologi.
Namun demikian WHO juga mengakui bahwa penelitian terhadap virus flu burung tersebut penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik bagaimana mencegah terjadinya pandemik.
Pemerintah Amerika Serikat bulan lalu meminta tim peneliti menyusun rincian penting dalam publikasi ilmiah yang akan diterbitkan. Panel penasihat pemerintah mengusulkan data yang disusu para peneliti dapat digunakan teroris.
Para pakar biosekuritas khawatir perubahan bentuk virus menjadi lebih menular dapat memicu pandemi yang lebih mematikan daripada wabah flu Spanyol pada tahun 1918-1919 yang menewaskan hingga 40 juta orang.
Dewan Penasehat Ilmu Pengetahuan Nasional untuk Biosekuriti (NSABB) AS merekomendasikan rincian penting rekayasa virus dihilangkan dari publikasi penelitian, yang sontak memicu kehebohan internasional.
"Saya lebih suka jika hal ini tidak menimbulkan kontroversi begitu banyak. Tapi itu telah terjadi dan kita tidak bisa mengubah itu," kata Ron Fouchier, seorang peneliti dari Erasmus Medical Center di Rotterdam.
Sementara virus H5N1 sangat mematikan ketika mengenai manusia, dampaknya sejauh ini masih terbatas karena tidak mudah menular antar manusia. Namun penelitian terbaru oleh Erasmus University di Belanda dan University of Wisconsin-Madison di AS menemukan bahwa virus flu burung saat ini jauh lebih mudah menular antar musang.
Seorang pejabat kesehatan senior AS mengatakan, "Tidak semua orang perlu tahu bagaimana membuat virus mematikan."
Dua jurnal ilmiah sekarang ingin mempublikasikan penelitian dan mencoba menjalin kerja sama dengan pemerintah AS tentang cara membuat data rekayasa virus flu burung yang dapat diakses khusu untuk ilmuwan yang bertanggung jawab.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada bulan Desember bahwa pembatasan akses ke penelitian akan membahayakan perjanjian di antara anggotanya. NSABB terdiri dari ilmuwan dan ahli kesehatan masyarakat, 18 orang dari unsur pemerintah, 23 lainnya dari luar pemerintah.
Kendati hal ini tidak dapat menghentikan publikasi, tapi setidaknya membuat rekomendasi kepada para peneliti virus flu burung. Surat para ilmuwan yang diterbitkan pada Jumat berpendapat bahwa pengetahuan strain mematikan virus H5N1 sebelum bermutasi di alam merupakan informasi berharga bagi masyarakat.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana virus influenza di alam menjadi ancaman pandemi bagi manusia," kata pernyataan dalam surat itu. Namun sebagian menyatakan jeda 60 hari terhadap penelitian dianggap tidak cukup.
NOTE : Petunjuk CARA MEMBUKA LINK di web ini
1. Setelah klik Link di Web ini, akan muncul halaman seperti dibawah ini (tunggu 3 detik sampai muncul tulisan saya bukan robot).
- Kemudian klik di lingkaran ungu di kotak "Saya Bukan Robot" (kalau klik 1x belum bisa, ulangi klik sampai 3x - 5x sampai muncul tanda centang).
2. Kemudian klik Generate Link seperti gambar dibawah ini (kalau klik 1x belum bisa, ulangi klik sampai 3x - 5x sampai muncul tulisan "Get Link").
3. Tunggu 5-10 detik sampai muncul tulisan 0 Seconds, kemudian klik Get Link (Kalau klik 1x belum bisa, ulangi klik sampai 3x sampai halaman tujuan Link artikel di Web ini terbuka).
Download GAME dan APLIKASI lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar